PEBALAP atau PEMBALAP? |
Hal
pokok yang ingin saya ceritakan sebenarnya adalah tadi siang (Selasa,
10/04/2018) saya membaca berita menarik di halaman depan surat kabar tersebut.
Judulnya “Rossi Marah Besar”. Dari judulnya saja sudah membuat penasaran. Juga
ada foto Valentino Rossi, sepupu jauh saya yang jadi pembalap Yamaha, terjatuh
bersama motornya yang bernomor 46. Di depannya sedikit, Marc Marques, pembalap
Honda, menoleh sembari melambaikan tangan (konon sebagai tanda maaf). Karena
ingin tahu apa yang sesungguhnya terjadi, langsung saja saya baca beritanya hingga tuntas.
Rupanya
kemarahan besar Rossi seperti yang disebut dalam judul disebabkan Marc Marques
menyeruduknya dari belakang sehingga dia terjungkal. Kelakuan Marques tersebut dianggapnya
bisa membahayakan pembalap lain yang berada di lintasan. Dari tulisan di koran,
ternyata Marques yang menunggang motor bernomor 93 dari awal sudah mencuri
perhatian. Ketika start, motornya mati. Dia pun tercecer di belakang. Kemudian,
mungkin lantaran hilang konsentrasi dan terlalu bernafsu ingin memperkecil
jarak, dia hampir menabrak pembalap-pembalap lain sebelum akhirnya menjatuhkan
Rossi. Kontan The Doctor marah besar dan tidak menerima permintaan maaf Marques.
Seusai
membaca, saya tidak tenang. Pasalnya, ada sebuah pertanyaan terbit dalam kepala saya. Manakah
yang benar, pebalap atau pembalap?
Dalam
berita tersebut, penulis menggunakan kata pebalap,
alih-alih pembalap. Awalnya saya kira
salah ketik alias tipo, namun setelah saya baca hingga habis, kata yang
digunakan memang semuanya pebalap.
Saya
sendiri cenderung memilih pembalap sebagai bentuk yang benar. Biar yakin, saya buru-buru membuka Kamus Besar Bahasa
Indonesia edisi kedua cetakan kesepuluh tahun 1999 (lawas kan?) punya seorang kawan yang tak kunjung saya kembalikan sampai sekarang. Akhirnya saya temukan di
sana tertera: pembalap, adalah nomina,
dan artinya adalah orang yang turut dalam lomba adu cepat. Sedangkan pebalap tidak ada. Tuh kan, saya benar.
Mungkin
si penulis ingin mengikuti bentuk-bentuk seperti pesepeda, pecatur, pegulat, petenis, pebulu tangkis, dan lain-lain.
Semua bentuk itu memang betul. Artinya bentuk pebalap
betul juga, dong? Eitts, tunggu dulu.
Dari
yang pernah saya baca, kata pembalap bukan
diturunkan langsung dari kata balap,
melainkan membalap. Sama halnya
dengan kata pemberi, pembeli, pembaca, dan
pembuat yang diturunkan dari kata-kata memberi,
membeli, membaca, dan membuat, bukan dari kata-kata beri, beli, baca, dan buat. Jadi tidak ada kata-kata peberi, pebeli, pebaca, ataupun pebuat.
Sedangkan
bentuk-bentuk seperti pesepeda, pecatur, pegulat,
petenis, dan pebulu tangkis memang
diturunkan langsung dari kata sepeda,
catur, gulat, tenis, dan bulu tangkis.
Kan tidak lazim kita dengar bentuk menyepeda,
menyatur, menggulat, menenis, maupun membulu
tangkis. Jika bentuk tersebut memang ada, maka pelakunya akan menjadi penyepeda, penyatur, penggulat, penenis, dan pembulu tangkis.
Jadi, pebalap atau pembalap? Ya, pembalap-lah hehe..
Nah,
itu menurut dari apa yang pernah saya pelajari, maaf bila ternyata saya keliru.
Atau mungkin ada yang bisa memberi pendapat lain? Boleh tentang balapannya, boleh
tentang pembahasan: manakah yang benar, pebalap
atau pembalap?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar