Jumat, 08 November 2019

NASKAH PIDATO: Menjadi Pahlawan Lingkungan bagi Bali


Yang terhormat Bapak/Ibu dewan juri; Yang saya hormati Bapak/Ibu pembina ataupun pendamping yang turut hadir di sini; Begitu pula teman-teman dan hadirin semua yang saya cintai. Om swastiastu. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya kita dapat berkumpul di tempat ini dengan sehat sentosa dan hati penuh bahagia.

Sebelum saya melanjutkan pidato ini, izinkan saya memperkenalkan diri. Karena seperti kata pepatah: tak kenal maka kenalanlah. Nama saya I Komang Ari Kencana. Saya adalah siswa kelas IX SMP PGRI 2 Denpasar. Pada pagi hari yang berbahagia ini saya akan menyampaikan sebuah pidato yang berjudul “Menjadi Pahlawan Lingkungan bagi Bali”.

Hadirin yang saya banggakan. Tujuan saya berpidato pada pagi hari ini adalah untuk mengajak dan juga untuk mengimbau masyarakat, khususnya generasi muda Bali, agar bisa meneruskan apa yang sudah dilakukan oleh para pahlawan terdahulu, yang berjuang hingga mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan bangsa kita Indonesia. Saya ingin mengajak para generasi muda Bali untuk menjadi pahlawan yang berjuang menyelamatkan alam Bali.

Hadirin,
Saya akan mulai dari kata pahlawan. Apa itu pahlawan? Secara umum, pahlawan berarti orang yang berjasa bagi orang banyak, orang yang berkontribusi besar bagi orang lain. Dalam konteks kenegaraan dan kebangsaan, pahlawan dapat diartikan sebagai orang yang berjuang demi membela kedaulatan bangsa dan negaranya. Ada juga yang mengatakan pahlawan berasal dari akar kata ‘pahala’ dan mendapat akhiran ‘wan’ sehingga menjadi ‘pahalawan’ yang berarti orang yang berhak mendapat pahala karena jasa-jasanya berjuang untuk orang banyak. Bagi saya, apapun pengertiannya, seorang pahlawan pastilah berjuang karena ia cinta kepada rakyat, negeri dan tanah tumpah darahnya. Pahlawan adalah sosok yang patut kita teladani.

Para hadirin yang berbahagia,
Berbicara tentang pahlawan saya menjadi teringat akan peristiwa yang terjadi pada 20 September 1906 silam, yaitu Perang Puputan Badung. Kala itu, Raja Badung I Gusti Ngurah Made Agung bersama seluruh rakyat dengan teguh membela kedaulatan kerajaan, nindihin gumi lan swadharmaning negara, melawan penjajah Belanda. Meski hanya bersenjatakan tombak, keris, dan bambu runcing, mereka tidak gentar melakukan puputan alias perang habis-habisan hingga tetes darah penghabisan.

Selain I Gusti Ngurah Made Agung, kita juga punya pahlawan seorang jenderal gagah perwira bernama I Gusti Ngurah Rai. Perjuangan beliau melawan penjajah Belanda tidak usah diragukan lagi. Dalam keadaan sakit pun beliau masih terus berperang bersama pasukannya yang dikenal dengan nama Pasukan Ciung Wanara. Hingga terjadi peristiwa Puputan Margarana pada 20 November 1946. Meski akhirnya gugur di medan pertempuran, nama beliau masih terus dikenang hingga kini. 

Masih banyak pahlawan Bali yang patut kita teladani dan kita tiru. Ada I Gusti Jelantik dari Karangasem, juga Dewa Agung Istri Kania yang memimpin perlawanan rakyat Klungkung melawan penjajah Belanda di Desa Kusamba.

Pertanyaannya sekarang, sebagai generasi muda Bali, bisakah kita menjadi pahlawan? Apa yang bisa kita lakukan agar bisa menjadi seperti pahlawan-pahlawan tadi? Apa yang bisa kita perbuat untuk menunjukkan bahwa kita cinta terhadap negeri ini? Jawabannya: banyak! Ada banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai bukti kita cinta negeri ini. Salah satunya adalah menjadi pahlawan lingkungan yang berjuang menyelamatkan alam Bali.

Seperti yang kita ketahui bersama, Bali saat ini tidak lagi dijajah oleh Belanda, alam Bali kini justru dijajah oleh benda mati bernama plastik. Setiap hari, di setiap kegiatan, kita selalu menggunakan benda berbahan plastik, seperti botol air kemasan, pipet, ataupun kresek. Mirisnya, benda-benda tersebut hanya dipakai sekali lalu dibuang dan menjadi sampah. Kepraktisannya membuat kita lengah. Lalu tanpa kita sadari, plastik sudah mengepung alam kita. Sungai-sungai, taman, jalan, semua dipenuhi sampah plastik.

Di balik kepraktisannya, plastik ternyata menyimpan banyak bahaya. Baru-baru ini ada kabar menyedihkan seekor ikan paus sperma tewas di perairan Wakatobi dengan 5,9 kg plastik di perutnya. Ada juga berita tentang seekor kura-kura yang tidak bisa berenang karena tubuhnya terjerat plastik. Plastik membutuhkan waktu 2000 tahun bahkan lebih untuk dapat terurai. Plastik yang lama terurai dapat mengurangi kesuburan tanah dan memperburuk kualitas air. Membuang sampah plastik tidak pada tempatnya juga dapat menyumbat saluran air sehingga menyebabkan banjir. Apakah kita akan terus membiarkan alam kita rusak karena sampah plastik? Belum lagi sampah plastik yang berserakan di jalan-jalan. Kita tentu tidak ingin Bali dikenal oleh dunia sebagai pulau yang kumuh.

Selain sampah plastik, bahaya lain yang mengintai alam Bali adalah krisis air bersih. Menurut kajian Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Udayana, pada tahun 2025 mendatang, Bali diperkirakan akan kehabisan air tawar akibat tidak adanya air tanah dan menyebabkan air laut menembus lapisan air tanah atau sering disebut intrusi. Ketiadaan air tanah disebabkan oleh kurangnya ruang terbuka hijau dan meningkatnya kebutuhan air karena pesatnya perkembangan pariwisata. Persoalan air bersih ini jika tidak ditangani akan menjadi bom di kemudian hari. Apa jadinya nasib petani di Bali jika tidak ada air?

Baiklah hadirin, setelah semua paparan tadi, saya ingin mengajak hadirin untuk bertindak sekarang juga. Marilah kita selamatkan alam Bali dengan menjadi pahlawan lingkungan. Jangan biarkan Bali menjadi surga yang terancam.

Untuk mengurangi timbulan sampah plastik, ada beberapa hal sederhana yang bisa kita lakukan, seperti membawa tas belanja sendiri, membawa tumbler atau botol minum sendiri, gunakan kotak bekal untuk membungkus makanan, berhenti menggunakan sedotan, sendok, dan garpu plastik sekali pakai, memafaatkan kembali sampah plastik atau melakukan daur ulang.

Sementara untuk menyelamatkan air, sebagai siswa, cara sederhana yang bisa kita lakukan adalah menanam pohon, tidak menebang pohon sembarang, menggunaan air dengan hemat dan efisien, serta membuat sumur resapan atau biopori di rumah. Dengan melakukan semua hal tersebut, kita sudah menjadi pahlawan karena kita sudah berjuang menyelamatkan lingkungan yang kita tempati bersama. Kita sudah berjuang melestarikan lingkungan sehingga dapat diwariskan dan dinikmati oleh anak cucu kita kelak nanti. Mulailah dari diri sendiri dulu. Setelah itu, baru tularkan ke orang di sekitar kita.

Hadirin sekalian yang saya banggakan, demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan. Terima kasih atas perhatian hadirin. Terima kasih juga saya ucapkan untuk Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Denpasar atas upayanya menumbuhkan semangat kepahlawanan sekaligus menumbuhkan minat baca dengan mengadakan lomba pidato bertema kepahlawanan ini. Akhir kata, saya tutup pidato ini dengan pantun. Jika ada jarum yang patah, jangan disimpan di dalam peti, jika ada kata yang salah jangan disimpan di dalam hati. Klungkung-Semarapura, kirang langkung nunas geng sinampura. Om Shanti, Shanti, Shanti, Om. Selamat pagi, salam sejahtera.

1 komentar:

  1. If you're trying to lose pounds then you certainly have to start using this totally brand new custom keto meal plan.

    To create this service, certified nutritionists, personal trainers, and top chefs united to provide keto meal plans that are productive, suitable, price-efficient, and fun.

    Since their first launch in January 2019, hundreds of clients have already remodeled their figure and well-being with the benefits a great keto meal plan can offer.

    Speaking of benefits: in this link, you'll discover eight scientifically-tested ones provided by the keto meal plan.

    BalasHapus