Yang
terhormat Bapak/Ibu dewan juri; Yang saya hormati Bapak/Ibu pembina ataupun
pendamping yang turut hadir di sini; Begitu pula teman-teman dan hadirin semua yang
saya cintai. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Pertama-tama,
marilah kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nya kita dapat berkumpul di tempat ini dengan
sehat sentosa dan hati penuh bahagia.
Perkenalkan,
nama saya I Komang Juniantara Dalta Wiguna. Saya adalah siswa kelas IX SMP PGRI
2 Denpasar. Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan sebuah pidato
dengan judul “Memberantas Korupsi
Melalui Lomba Pidato Anti-Korupsi”.
Kalau boleh jujur, sesungguhnya saya tidak ingin tampil
di sini membawakan pidato. Saya terbilang anak yang nakal di sekolah. Saya
sering bolos,
suka tidur di kelas, dan yang paling parah: sering korupsi uang SPP! Sekarang saya
malah disuruh ikut lomba pidato bertema anti-korupsi. Anak yang suka korupsi
ikut lomba pidato bertema anti-korupsi, itu sama saja dengan menjilat ludah
sendiri. Saya heran kenapa saya yang dipilih untuk ikut lomba ini.
Jujur saya akui, saya sering korupsi.
Saya suka korupsi karena terinspirasi banyaknya anggota DPR yang korupsi. DPR
korupsi, saya juga korupsi. Bedanya, DPR korupsi milyaran, saya korupsi sepuluh
ribuan. DPR ketahuan korupsi: dipenjara, tapi dapat fasilitas lengkap. Saya ketahuan
korupsi: dipecut pakai ikat pinggang, sampai babak belur. Di sana saya merasa
tidak adil. DPR korupsi milyaran, hukumannya seharusnya lebih dari itu. Jika suatu
saat saya jadi presiden lalu ada anggota DPR yang ketahuan korupsi, saya akan
beri hukuman yang sama: dipecut pakai ikat pinggang, tapi… dipecutnya oleh
seluruh rakyat Indonesia. Biar mereka tahu rasa. Biar sekujur badannya babak
belur juga.
Tapi kalau itu benar-benar terjadi,
anggota DPR yang korupsi itu dipecut oleh seluruh rakyat Indonesia, ada satu
orang yang tidak ikut, yaitu saya, sebab saya tidak punya ikat pinggang. Jadi Bapak/Ibu
juri, mohon kasih saya nilai bagus supaya menang. Nanti dapat hadiah uang, saya
akan pakai untuk membeli ikat pinggang.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Setelah lomba pidato ini, saya memutuskan
tidak bercita-cita menjadi koruptor lagi. Saya tidak akan korupsi uang SPP
lagi. Untuk menyusun naskah pidato ini, saya membaca-baca banyak artikel
tentang dampak korupsi. Di sana saya baru sadar ternyata korupsi itu adalah
tindakan yang sangat busuk. Karena korupsi, jutaan anak-anak tidak bisa
mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Karena korupsi, jutaan rakyat tidak
mendapat pelayanan kesehatan yang layak. Banyak daerah-daerah yang masih
tertinggal lantaran dana pembangunan infrastrukturnya juga dikorupsi.
Bayangkan, di zaman kemerdekaan sekarang, masih ada desa-desa yang tak
tersentuh listrik dan kesulitan air bersih sementara para pejabatnya tidur nyenyak
di rumah mewah dengan makanan dan minuman berlimpah.
Sedihnya, di negeri kita Indonesia,
korupsi tumbuh subur di semua sektor, baik di pemerintahan, swasta, maupun
ranah hukum. Bahkan, hakim pun jadi koruptor. Situasi ini seperti dalam sajak
WS Rendra: “Kalau ada sumur di ladang,
jangan diintip orang yang mandi, koruptor akalnya panjang, jaksa dan hakim
diajak kompromi.” Parah!
Dan tidak hanya di Indonesia, Indeks
Persepsi Korupsi menyatakan bahwa lebih dari 68 persen negara di dunia ternyata
memiliki masalah korupsi serius. Menyadari hal itu, melalui Resolusi 58/4
tanggal 31 Oktober 2003, PBB menetapkan 9 Desember sebagai Hari Anti-Korupsi
Internasional untuk mengingatkan masyarakat dunia bahwa yang namanya korupsi
harus diberantas sampai ke akar-akarnya.
Baiklah hadirin semua, terakhir saya
ingin menyampaikan, melalui peringatan Hari Korupsi Sedunia besok, marilah kita
bahu-membahu membasmi korupsi. Caranya adalah antara lain dengan selalu mengedepankan
kejujuran, membangun pendidikan
anti-korupsi, membangun pendidikan moral sejak dini, melakukan sosialisasi
tentang korupsi dan dampak yang ditimbulkan, juga dengan mengajak orang-orang
yang suka korupsi untuk ikut lomba pidato bertema “Anti-Korupsi” seperti
sekarang ini. Saya yang dulunya suka korupsi jadi sadar dan tidak akan korupsi
uang SPP lagi. Sekarang saya tahu, untuk alasan itulah saya dipilih untuk ikut
lomba pidato ini.
Hadirin
yang saya banggakan, sekian pidato singkat dari saya. Terima kasih atas
perhatiannya. Terima kasih juga saya
ucapkan untuk Kejaksaan Negeri Kota Denpasar serta Disdikpora Kota Denpasar
atas upayanya memberantas korupsi dengan mengadakan lomba ini. Selamat
Hari Anti-Korupsi Sedunia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar