Jumat, 08 November 2019

NASKAH PIDATO: Memberantas Korupsi Melalui Lomba Pidato Anti-Korupsi


Yang terhormat Bapak/Ibu dewan juri; Yang saya hormati Bapak/Ibu pembina ataupun pendamping yang turut hadir di sini; Begitu pula teman-teman dan hadirin semua yang saya cintai. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya kita dapat berkumpul di tempat ini dengan sehat sentosa dan hati penuh bahagia.
Perkenalkan, nama saya I Komang Juniantara Dalta Wiguna. Saya adalah siswa kelas IX SMP PGRI 2 Denpasar. Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan sebuah pidato dengan judul “Memberantas Korupsi Melalui Lomba Pidato Anti-Korupsi”.
Kalau boleh jujur, sesungguhnya saya tidak ingin tampil di sini membawakan pidato. Saya terbilang anak yang nakal di sekolah. Saya sering bolos, suka tidur di kelas, dan yang paling parah: sering korupsi uang SPP! Sekarang saya malah disuruh ikut lomba pidato bertema anti-korupsi. Anak yang suka korupsi ikut lomba pidato bertema anti-korupsi, itu sama saja dengan menjilat ludah sendiri. Saya heran kenapa saya yang dipilih untuk ikut lomba ini.
Jujur saya akui, saya sering korupsi. Saya suka korupsi karena terinspirasi banyaknya anggota DPR yang korupsi. DPR korupsi, saya juga korupsi. Bedanya, DPR korupsi milyaran, saya korupsi sepuluh ribuan. DPR ketahuan korupsi: dipenjara, tapi dapat fasilitas lengkap. Saya ketahuan korupsi: dipecut pakai ikat pinggang, sampai babak belur. Di sana saya merasa tidak adil. DPR korupsi milyaran, hukumannya seharusnya lebih dari itu. Jika suatu saat saya jadi presiden lalu ada anggota DPR yang ketahuan korupsi, saya akan beri hukuman yang sama: dipecut pakai ikat pinggang, tapi… dipecutnya oleh seluruh rakyat Indonesia. Biar mereka tahu rasa. Biar sekujur badannya babak belur juga.
Tapi kalau itu benar-benar terjadi, anggota DPR yang korupsi itu dipecut oleh seluruh rakyat Indonesia, ada satu orang yang tidak ikut, yaitu saya, sebab saya tidak punya ikat pinggang. Jadi Bapak/Ibu juri, mohon kasih saya nilai bagus supaya menang. Nanti dapat hadiah uang, saya akan pakai untuk membeli ikat pinggang.

Hadirin sekalian yang berbahagia,
Setelah lomba pidato ini, saya memutuskan tidak bercita-cita menjadi koruptor lagi. Saya tidak akan korupsi uang SPP lagi. Untuk menyusun naskah pidato ini, saya membaca-baca banyak artikel tentang dampak korupsi. Di sana saya baru sadar ternyata korupsi itu adalah tindakan yang sangat busuk. Karena korupsi, jutaan anak-anak tidak bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Karena korupsi, jutaan rakyat tidak mendapat pelayanan kesehatan yang layak. Banyak daerah-daerah yang masih tertinggal lantaran dana pembangunan infrastrukturnya juga dikorupsi. Bayangkan, di zaman kemerdekaan sekarang, masih ada desa-desa yang tak tersentuh listrik dan kesulitan air bersih sementara para pejabatnya tidur nyenyak di rumah mewah dengan makanan dan minuman berlimpah.
Sedihnya, di negeri kita Indonesia, korupsi tumbuh subur di semua sektor, baik di pemerintahan, swasta, maupun ranah hukum. Bahkan, hakim pun jadi koruptor. Situasi ini seperti dalam sajak WS Rendra: “Kalau ada sumur di ladang, jangan diintip orang yang mandi, koruptor akalnya panjang, jaksa dan hakim diajak kompromi.” Parah!
Dan tidak hanya di Indonesia, Indeks Persepsi Korupsi menyatakan bahwa lebih dari 68 persen negara di dunia ternyata memiliki masalah korupsi serius. Menyadari hal itu, melalui Resolusi 58/4 tanggal 31 Oktober 2003, PBB menetapkan 9 Desember sebagai Hari Anti-Korupsi Internasional untuk mengingatkan masyarakat dunia bahwa yang namanya korupsi harus diberantas sampai ke akar-akarnya.
Baiklah hadirin semua, terakhir saya ingin menyampaikan, melalui peringatan Hari Korupsi Sedunia besok, marilah kita bahu-membahu membasmi korupsi. Caranya adalah antara lain dengan selalu mengedepankan kejujuran, membangun pendidikan anti-korupsi, membangun pendidikan moral sejak dini, melakukan sosialisasi tentang korupsi dan dampak yang ditimbulkan, juga dengan mengajak orang-orang yang suka korupsi untuk ikut lomba pidato bertema “Anti-Korupsi” seperti sekarang ini. Saya yang dulunya suka korupsi jadi sadar dan tidak akan korupsi uang SPP lagi. Sekarang saya tahu, untuk alasan itulah saya dipilih untuk ikut lomba pidato ini.
Hadirin yang saya banggakan, sekian pidato singkat dari saya. Terima kasih atas perhatiannya. Terima kasih juga saya ucapkan untuk Kejaksaan Negeri Kota Denpasar serta Disdikpora Kota Denpasar atas upayanya memberantas korupsi dengan mengadakan lomba ini. Selamat Hari Anti-Korupsi Sedunia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar